Latest News

Pengujian Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen Penelitian




Pengujian Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen Penelitian
Fitriani, S.Pd
Mahasiswa Pascasarjana UNY Prodi Pendidikan Matematika


Berdasarkan 3 judul yang telah ditetapkan sebelumnya maka dalam penentuan pengjian Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen Penelitian berdasarkan kajian beberapa teori dan perkuliahan Metodologi Penelitian pada tanggal 27 Oktober 2015 maka saya menetapkan penentuan pengujian rancangan penelitian sebagai berikut:

A. Pengujian Validitas

1.  Pengaruh Profesionalisme guru terhadap Kinerja Guru di sekolah

a.  Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik utama dalam pengumpulan data pada rancangan penelitian dengan judul tersebut adalah menggunakan angket yang telah disediakan oleh peneliti dengan pedoman penskoran telah ditetapkan sebelumnya yakni dari 4-0 untuk skala positif sedangkan 0-4 untuk skala negatif.
Namun, untuk mendukung hasil penelitian yang komprehensif dapat digunakan wawancara dan observasi sebagai pendukung data utama.

b.  Pedoman Pengujian Validitas

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa pengujian validitas merupakan pengujian untuk mengetahui ketepatan atau kecermatan alat ukur yang akan digunakan sebagai pertimbangan sejauh mana instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya di ukur.

1)     Validias isi 

Pengujian validitas isi dengan instrumen angket dapat dilakukan dengan cara divalidasi oleh para ahli. Dalam hal ini minimal 3 dosen yang dianggap mampu serta berkompeten memvalidasi instrumen yang bersangkutan. Adapun bentuk format penilaian kesesuaian butir instrumen dapat dirancang dengan model sebagai berikut:


No Butir
Skor Validitas
Keterangan
1
2
3
4
5
Tidak Valid
Kurang Valid
Cukup Valid
Valid
Sangat Valid
1






2






3






4






...







Setelah format di atas telah terisi maka langkah selanjutnya adalah merekap penilaian dengan rater-rater sebagai berikut:

No Butir
Rater 1
Rater 2
Rater 3
1



2



3



4



...




Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai indeks validitas butir tes dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
V                    = Indeks validitas butir
S          = skor yang ditetapkan rater (r) dikurangi skor terendah (I0) dalam kategori yang digunakan.
n          = banyaknya rater
c          = banyaknya kategori yang dipilih

2)     Validitas Konstruk

Dalam validitas konstruk menunjukkan sejauhmana instrumen mengungkap suatu trait atau konstruk yang hendak diukurnya. Pada validitas konstruk menurut Heri dapat dilakukan dengan analisis faktor eksploratori (exploratory factor analysis, EFA) maupun konfirmatori (confirmatory factor analysis, CFA) yang dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer seperti SPSS, MINITAP, dan aplikasi pengolahan data yang lainnya. Adapun langkah-langkah dalam pengujian analisis faktor yaitu sebagai berikut:

a)  Menguji kelayakan analisis

Menguji kelayakan analisis dimaksudkan untuk melihat terpenuhinya asumsi sebagai syarat dapat dilakukannya analisis faktor. Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisis faktor ditentukan oleh dua faktor yaitu Kaiser Meyer Olkin (KMO) sampling adequacy dan Bartlett spherlicity test

b)  Menyajikan matriks korelasi

Matriks digunakan untuk mengetahui butir-butir yang saling berkorelasi tinggi dan berkorelasi rendah
c)  Melakukan ekstraksi 

Ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan lebih sedikit faktor (eigenvalues factor) dari sejumlah banyak butir terhadap total variance explained. Terdapat beberapa metode ekstraksi yaitu analisis komponen utama, pemfaktoran sumbu utama, pemfaktoran alfa dan lain sebagainya

d)  Melakukan Rotasi

Proses ini akan menentukan jumlah faktor yang meringkas keseluruhan butir 

e)  Menentukan faktor dan butir

Dalam hal ini faktor-faktor diberi nama dan dicermati kesesuaian antara butir dan faktor. Untuk mengukur ketepatan penggunaan analisis faktor maka matriks korelasi yang dihasilkan tidak cacat ditandai dengan angka indeks determinan yang besarnya tidak sama dengan nol atau ditandai dengan nilai uji statistik Barlett (p) ≤ 0,05. Selain itu harga statistik KMO (Keizer Mayer Olkin) harus lebih besar dari 0,05. Harga KMO > 0,50 menunjukkan data dapat dianalisis faktor. Sedangkan apabila KMO < 0,50 analisis faktor tidak memenuhi syarat untuk dilakukan. Selain itu besarnya besarnya korelasi antar butir denganfaktor (muatan faktor) yang kurang dari 0,32 diinterpretasikan dan dinyatakan gugur. Besarnya komunalitas butir harus lebh besar dari 0,25 denga eigenvalue > 1. Apabila presentase komulatif > 0,5 atau 50% maka pengambilan faktor tersebut dinyatakan cocok.

3)     Validitas Kriteria 

Secara rinci kriteria kelayakan instrumen maupun butir intrumen adalah sebagai berikut:
a)    Angka KMO > 0,5 dan probabilitas (sig.) < 0,05
b)   MSA (Measures of Sampling Adequacy) > 0,05
c)    Pada tabel communalities (kolom extraction) > 0,25
d)   Pada tabel total varience explained menunjukkan angka > 50 menujukkan bahwa masih ada faktor lain yang mempengaruhi komponen tersebut
e)    Rotasi faktor (tabel rotated component matriks) memiliki muatan faktor > 0,32.
f)     Pergeseran butir dapat dilihat di tabel rotated component matrix.

2.  Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika dengan Materi Bilangan Bulat

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati juumlah populasi dan mengumpulkan serta analisis data dilakukan dengan cara benmar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang va;lid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya,  sedangkan  dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu susan stainback ( 1988) menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitaas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran relitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kjemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang daiamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dengan latar belakang yang berbeda meneliti pada obyek yang sama akan mendapatkan 10 temuan dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek diteliti. Dalam obyek yang sama peneliti yang berlatarbelakang pendidikan akan menemukan data yang berbeda dengan peneliti yang berlatarbelakang manajemen, antropologi, sosiologi, kedokteran, teknik dan sebagainya.

3.  Pengaruh Pola Asuh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Matematika
(sama denga judul 1)

B. Estimasi Reliabilitas

1.  Pengaruh Profesionalisme guru terhadap Kinerja Guru di sekolah

Pada pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha dengan rumus sebagai berikut:

2.  Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika dengan Materi Bilangan Bulat

Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat realitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk / ganda, dinamis / selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Herac lites dalam nasution (1988) menyatakan bahwa “ kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang airnya sama”  air mengalir terus , waktu terus berubah, situasi senantiasa berubah dan demikian pula prilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap / konsisten / stabil.

Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat ideosyneratic dan individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan menurut bahasa dan jalan fikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara terkandung unsur unsur individualistik. Proses pebnelitian sendiri selalu bersifat personalistik dan tidak ada dua peneliti akan menggunakan dua cara yang persis sama. 

Dengan demikian dapat disimpulkan untuk reliabilitas penelitian kualitatif dapat diketahui dengan jenuhnya data yang diperoleh dari objek penelitian yang menjadi patokan bahwa penelitian yang dilakukan telah reliabel.

3.  Pengaruh Pola Asuh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Matematika
(sama dengan judul 1)

Sumber:
https://www.academia.edu/9621510/BAB_14_Validitas_dan_reliabilitas_penelitian_kualitatif
Retnawati, Heri. Reliabilitas. Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Wagiran, (2014), Metodologi Penelitian Pendidikan (teori dan implementasi), Yogyakarta: Deepublish

2 Responses to "Pengujian Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen Penelitian "

  1. Apa yang dimaksud dengan jenuhnya data? Mungkin ada ilustrasi reliabel dalam instrumen kualitatif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jenuhnya data adalah ketika data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian kualitatif berulang-ulang telah diperoleh sebelumnya. Misalnya ketika penelitian tentang "Kapan Bahasa daerah seseorang terealisasi" dengan teknik pengamatan maka dicatatlah informasi-informasi yang diperlukan,,nah ketika informasi yang diperoleh berulang-ulang maka disinilah yang disebut data jenuh.Wassalamualaikum wr.wb

      Hapus