Refleksi Pertemuan 8: Metodologi Penelitian
Teknik Sampling
Fitriani, S.Pd
15709251067
PPs Prodi Pendidikan Matematika A 2015
Sumber :Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh
Dr. Heri Retnowati. Pada pertemuan ke-8
Pascasarjana Pendidikan Matematika Kelas A di hari selasa tanggal 17 November
2015 pukul 07.30 s.d. 10.00 di ruang PPG 1 lt. 2 Lab Matematika FMIPA UNY.
Fase yang paling penting
dalam sebuah penelitian adalah fase pengambilan sampel. Pada fase inilah yang
sangat menentukan sebuah penelitian yang dapat dijadikan objek penelitian yang
akan dipilih yang kemudian menjadi titik tolak pengambilan kesimpulan atas
populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel tentunya tidak serta merta
begitu saja ditentukan sepihak penentuannya, ada beberapa kaedah serta aturan
dalam pengambilan sebuah sampel. Sebelum lebih dalam mempelajari sampel
terlebih dahulu perlu untuk mengkaji pupulasi sebagai dasar dilakukannya
pengambilan sampel. Berikut penjelasan dalam tentang populasis serta
materi-materi terkait denfan teknik pengmabilan sampel.
A. Populasi
Penelitian
Sugiono
(2013: 60) mendefinisikan
populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Muhammad
Arif Tiro
(2008: 3-4), populasi adalah keseluruhan aspek
tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep yang menjadi pusat perhatian. Menurut
Ary, dkk (dalam Wagiran, 2012) “Population is all members of well
defined class of people, events, or objek. Maksudnya bahwa populasi merupakan
semua anggota kelompok baik manusia, kejadian atau objek. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pupulasi adalah keseluruhan objek yang mempunyai
karakteristik, fenomena, ciri tertentu yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk
diteliti kemudian ditarik kesimpulan.
Menurut
Arikunto (2006)
apabila populasi dalam penelitian subjeknya kurang
dari 100 penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika populasinya
lebih dari 100 maka dapat diambil
10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Maka jelaslah bahwa
dalam menetapkan sampel dari populasi tergantung dari jimlah populasinya, jika
tidak mungkin untuk diteliti semunya disebabkan keterbatasan peneliti disinilah
ditarik sampel dalam penelitian sebagai perwakilan dari populasi yang akan
diteliti untu digeneralisasikan kapada populasi.
B. Sampel Penelitian
Sampel
atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi,
adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan
karakteristik populasi. Pengertian sampel yang representatif mengacu pada hal-hal
berikut
1.
Jumlah atau besarnya mencukupi kebutuhan
2.
Teknik pengambilannya memperhatikan karateristik populasi
yang akan menjadi wilayah generalisasi.
3.
Sesuai dengan sifat penelitiannya (expo facto,
eksperimen, R & B, dll)
4.
Tingkat ketelitian, efisiensi dan reliabilitas.
5.
Signifikansi praktis dan signifikansi statik.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel
merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili),
yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi
atas 2 kelompok besar, yaitu :
1.
Probability Sampling
Pada pengam bilan sampel
secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama
untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel
yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti,
disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara random,
bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah
satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan
pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
- Derajat kepercayaan
terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran
parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan
diambil dapat dihitung secara statistik.
-
2.
Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap
unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik. Nilai statistik ini
tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang disebut
sebagai Penyimpangan (Sampling Error). Sedangkan pada non probability sampel,
penyimpangan nilai sampel terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran
penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan
yang terjadi pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan
pengola data disebut Non Sampling
Error.
3.
Cara Pengambilan Sampel
Ada 5 cara pengambilan sampel yang
termasuk secara random, yaitu sebagai berikut:
a. Sampel Random Sederhana
(Simple Random Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama
pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses
memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random
Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom
pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan
unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan
mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor
≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada
nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah
sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada
nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya
mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian :
- Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
sehingga biaya transportasi besar.
b. Simple Random Sistematik
Proses
pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih
secara random, dimana:
Misalnya,
setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai
sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan
- Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan :-Perencanan dan
penggunaanya mudah.
Sampel tersebar di daerah
populasi.
Kerugian : -Membutuhkan daftar populasi.
c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi
dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan
dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara
systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah
Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).
Karena
kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah
kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke
dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman
Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada
di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah
C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil
sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi
tersebut di atas.
Cara
pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8.
Kelompok C
adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan : -Taksiran
mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian
: - Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika
daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
d. Sampel Random
berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan
sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih
akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi
dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam
setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku,
pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam
6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat
II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil
sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
- Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian : -
Prosudur estimasi sulit.
e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses
pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya:
provinsi -> kabupaten -> Kecamatan -> desa -> Lingkungan -> KK. Misalnya
kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan
perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.
Cara ini dipergunakan bila:-
Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi
menempati daerah yang sangat luas
- Biaya
penelitian kecil
Keuntungan: - Biaya transportasi
kurang
Kerugian: - Prosedur estimasi
sulit
- Prosedur pengambilan sampel
memerlukan perencanaan yang lebih
Cermat
4. Non Probability Sample (Selected
Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak
menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random.
Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.
Cara ini dipergunakan : Bila biaya
sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq
tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu saja. Cara-cara yang dikenal adalah
sebagai berikut :
a.
Sampel dengan Maksud (Purposive
Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan hanya
atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
b.
Sampel tanpa sengaja ( Accidetal
Sampling)
Sampel diambil atas dasar seandainya
saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki
tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi
keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
c.
Sampel Berjatah (Quota
Sampling)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah
ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang
dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana
penelitian akan dilakukan.
5. Gambaran tentang pengambilan Sampel
Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;
a.
Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian
perincilah masalah-masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus disajikan.
b.
Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi,
tetapkanlah populasi yang hendak diteliti itu.
c.
Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah
pernah tersedia, misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.
d.
Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai
dengan biaya yang tersedia sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
e.
Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian
tersebut, termasuk menyusun defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan
sebagainya.
f.
Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design"
yang dapat memberi gambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
g.
Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan
selengkap mungkin.
h.
Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis
dari tabel yang final.
i.
Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner,
manual, petugas lapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.
j.
Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan
manual.
k.
Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
l.
Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan
dengan pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
m.
Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
n.
Buat laporan penelitian.
Sumber :
Muhammad
Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika, (
Cet. I; Makassar: Andira Publisher, 2008), h. 3-4.
Nasution,
Rozaini, Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf)
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif,
Kualitatif & R-D. Bandung: Alfabeta
Wagiran. 2014. Meodologi Penelitian Pendidikan. Teori & Implementasi.
Yogyakarta: Depublish
Kapan accidental sampling itu dipakai?
BalasHapusMenurut Sugiono(2004: 89-90) Accidental Sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dengan kriteria yang diperlukan. Sehingga dapat saya simpulkan bahwa accidental sampling dapat dipakai ketika peneliti menemui objek penelitian yang sesuai dengan kriteria kebutuhan objek penelitian.
Hapus