Latest News

Istilah Filsafat




Istilah Filsafat


Sumber : Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. Pada pertemuan ke-5 Pascasarjana Pendidakan Matematika Kelas A di hari selasa tanggal 13 Oktober 2015 pukul 11.10 s.d. 12.50 di ruang 305B Gudung lama Pascasarjana UNY


Istilah-istilah filsafat merupakan istilah yang digunakan oleh para filsuf sebagai gambaran secara umum atas teori-teori yang terpendam dalam istilah itu yang mencoba menggapai aspek ruang dan waktu. Istilah-istilah filsafat tergambar sebagai berikut:
1.  Apa filsafatnya yang tersembunyi?
Jawaban : Metafisika
2.  Apa filsafatnya yang kelihatan?
Jawaban : Realisme
3.  Apa filsafatnya yang terdengar?
Jawaban : Realisme
4.  Apa filsafatnya yang dapat dipegang?
Jawaban : Realisme
5.  Apa filsafatnya tujuan?
Jawaban : idealisme
6.  Apa filsafatnya hasil?
Jawaban : sintesis
7.  Apa filsafatnya beda?
Jawaban : kontradiksi
8.  Apa filsafatnya arwah?
Jawaban : noumena
9.  Apa filsafatnya yang ada?
Jawaban : eksitensiensi
10.  Apa filsafatnya yang sama?
Jawaban : identitas
11.  Apa filsafatnya di luar?
Jawaban : transenden
12.  Apa filsafatnya yang di dalam?
Jawaban : intersin
13.  Apa filsafatnya yang di luar?
Jawaban : ektensif
14.  Apa filsafatnya yang tinggi?
Jawaban : transenden
15.  Apa filsafatnya yang jauh?
Jawaban : teleologi  teori Imanuel Khan
16.  Apa filsafatnya yang besar?
Jawaban : makrokosmis
17.  Apa filsafatnya yang kecil?
Jawaban : mikrokosmis
18.  Apa filsafatnya jika maka?
Jawaban : koherentisme
19.  Apa filsafatnya berpikir?
Jawaban : sintesis
20.  Apa filsafatnya konsisten?
Jawaban : koherentisme
21.  Apa filsafatnya tautologi?
Jawaban : koherentisme
22.  Apa filsafatnya matematika murni?
Jawaban : koheretisme
23.  Apa filsafatnya bertanya?
Jawaban : dialegtisisme
24.  Apa filsafatnya menjawab?
Jawaban : dialegtisme
25.  Apa filsafatnya yang tetap?
Jawaban : permenides
26.  Apa filsafatnya yang berubah?
Jawaban : heraklitos
27.  Apa filsafatnya yang tetap?
Jawaban : absolutisme
28.  Apa filsafatnya yang tidak pasti?
Jawaban : relatifisme
29.  Apa filsafatnya mencoba?
Jawaban : saintisisme
30.  Apa filsafatnya pengalaman?
Jawaban : empirisisme
31.  Apa filsafatnya khayalan?
Jawaban : fiksionisme
32.  Apa filsafatnya ragu-ragu?
Jawaban : skeptisisme
33.  Apa filsafatnya batu?
Jawaban : matrealisme
34.  Apa filsafatnya cinta?
Jawaban : romantisisme
35.  Apa filsafatnya manfaat?
Jawaban : utilitarisme
36.  Apa filsafatnya pasrah?
Jawaban : fatalisme
37.  Apa filsafatnya berusaha?
Jawaban : fitalisme
38.  Apa filsafatnya bahasa?
Jawaban : analogi
39.  Apa filsafatnya yang benar?
Jawaban : epistimologi
40.  Apa filsafatnya yang salah?
Jawaban : validisme
41.  Apa filsafatnya memilih?
Jawaban : reduksisme
42.  Apa filsafatnya terpisah?
Jawaban : separatisme
43.  Apa filsafatnya tuntas?
Jawaban : radikalisme
44.  Apa filsafatnya menentukan?
Jawaban : diterminisme
45.  Apa filsafatnya sejarah?
Jawaban : hegelialisme
46.  Apa filsafatnya kuasa?
Jawaban : makiafelisme
47.  Apa filsafatnya mengabaikan?
Jawaban : abstraksi
48.  Apa filsafatnya efisien?
Jawaban : pragmatisme
49.  Apa filsafatnya sebab utama?
Jawaban : kausa prima
50.  Apa filsafatnya sebab pertama?
Jawaban : kausa prima

Pertanyaan lanjutan:
1.  Azmi yulianti
·      Pertanyaan     : Apakah jodoh bersifat relatif?
·      Pembahasan    :
Memposisikan dahulu berfilsafat itu olah pikir. Kemudian tetapkan tataran dimensinya mulai dari bawah sampai atas yaitu sebagai berikut:
Oleh karena itu masalah jodoh harus dijelaskan apakah dia perkawinan, percintaan, pernikahan. Namun, sehebat hebat kita memikirkan tetaplah tidak akan mampu menjelaskan semua perasaan yang ada di hati tentang cinta walaupun kita manusia setengah dewa. Seperti raja Thailan yang dianggap setengah dewa bagi raktyatnya tetapi tetaplah tidak mampu menjelaskan semua perasaan hatinya. Karena walaupun kita telah menulis selebar apapun tentang cinta kita terhadap sesuatu tetaplah hanya bisa menceritakan yang dahulu sampai saat itu yang masa akan datang tetaplah belum mampu untuk diceritakan. Karena
sehebat-hebat perkataanku tidaklah mampu mengucapkan semua pikiranku
sehebat-hebat tulisanku tidaklah mampu untuk menuliskan semua ucapanku
 sehebat-hebat langkahku, tindakanku, segesit-gesit, slincah apapun bak pendekar tidak akan mungkin menyamakan tulisanku, apalagi pikiranku, hatiku, tindakanku.
Nah pernikahan itu unsur yang lengkap yang ada materialnya, ada formalnya, ada normatifnya, dan ada spiritualnya. Jadi bagaimanapun ada bagian dari pernikahan itu yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia. Ada unsur yang lain yang tidak mampu dipikirkan. Kerena memandang jodoh disetiap makhluk itu berbeda, misalnya:
-     Jodoh bagi seekor monyet yang berganti-ganti pasangan
-     Biji-bijian itu berjodoh dgn pohon dengan cipir.
Manusia sebagai makhluk mulia tentunya memandang jodoh pun berbeda dengan yang hewan atau tumbuhan karena manusia punya potensi untuk menikah. Dinaikkan menjadi naluri atau insting, manusia itu intuisi. Intuisi jadi pengalaman.
Maka dari itu jawaban atas pertanyaan tentang jodoh yang bersifat relatif memang benar namun, tetaplah berbeda dari setiap makhluk.
2.  Aida rukmana hadi
·      Pertanyaan     : Bagaimana jika tujuan itu tidak terpenuhi?
·      Pembahasan    :
Filsafat dari tujuan adalah idealis. Idealis merupakan sesuatu yang ada di pikiran namun tidak akan singkron dengan fakta. Oleh karena itu, dalam filasafat dikenal sintesis antara takdir dan faktanya serta tesis dan sintesis serta pemikiran manusia bersifat yang relatif atau absolut. Karena manusia tidak mengerti bahwa keberhasilan punya persepsi yang lain. Untuk lebih memaknai tentang tujuan yang tidak terpenuhi maka simaklah pengalaman Beliau Bapak Marsigit M.A
“Dahulu rumah saya ada pohon bambu yang berasal dari tetangga yang memiliki pohon bambu yang dimana ketika hujan turun bambunya menutupi  rumah Beliau. Namun, untuk menegurnya beliau tidak mampu karena selain beliau menghargai perasaannya tetangganya pun merupakan warga asli di wilayah tersebut. Sebenarnya Beliau telah memberi tahu kepada tetangganya tersebut namun diberi jawaban “bisa di potong namun hanya bagian atas saja” yang berarti tetangganya tersebut tidak menyetujui hal tersebut. Oleh karena itu Bapak mengambil jalan dengan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa agar masalahnya yang belum terse Pantang bermusuhan dengan tetangga jangan sampai berseteru. Karena tetangga adalah sodara yang terdekat. Jalan yang ditempuh spriritual. Mohon pertolongan kepada tuhan akhirnya setelah beberapa tahun terkabul doanya. Akhirnya di jual sehingga dipotong. Kadang-kadang kita merasa dunia itu sempit. Menunda sikap amarah akhirnya membuahkan hasil sehingga sekarang hikmahnya rumah Beliau kini menjadi center. Maka dalam mencapai kesimpulan kepada Tuhan selalulah Positif Thingking. Jangan Negatif thingking karena sebenar-benar musuh filsafat adalah mendahului kehendak Tuhan. Jangan tergesah-gesah jangan sok mengerti. Karena mengerti apa yang belum mengerti itulah musuh filsafat.”
3.  Evvy Lussiana
Pertanyaan         : kenapa matematika murni disebut koherentism?
Pembahasan       :
Menangkap matematika murni sebagai koherentisisme karena disini adalah konsisten yang cocok sesuai dengan ruang dan waktu. Menurut logika jika pemisalan di dalam pikiran kita misalkan bahwa jilbab itu berwarna kuning maka jika ada orang yang berjilbab warna apapun tetaplah semua jilbab warnanya kuning. Hal inilah yang ditentang Imanuel Khanyang yang berpendapat bahwa ilmu harus berdasarkan pikiran dan pengalaman (fakta), kita tidak bisa hidup hanya dengan atau berdasarkan fakta ataupun pengalaman saja.
4.  Heru Tri Novi Rizki
Pertanyaan : bagaimana para filsuf menjawab ketidakpastian dalam hidupnya?
Pembahasan :
Sebenarnya persoalan filsafat itu hanya dua. Jika engkau pikirkan belum ada dalam pikiranmu aka yang jadi masalah adalah bagaimana memikirkannya, namun jika yang kamu pikirkan ada dalam pikiranmu maka yang jadi permasalahan adalah bagaimana engkau menjelaskannya. Contohnya bagaimanapun panjangnya narasi yang diuat untuk menggambarkan rasa cinta pada seseorang maka narasi tersebut hanya mampu menceritakan cinta yang lalu sampai saat ini tiadak mampu menceritakan selanjutnya. Maka dari itu untuk menjawab kepastian dalam hidup ini bangunlah kepercayaan dalam diri entah itu kepada Tuhan Yang Maha Esa ataupun kepada sesama manusia.



0 Response to "Istilah Filsafat"