Refleksi
Mata Kuliah Fisafat Ilmu
Membangun Ilmu Pengetahuan
Fitriani, S.Pd
15709251067
PPs Prodi Pendidikan Matematika A 2015
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera bagi
kita semua.
Pada pertemuan ke-13 perkuliahan Perkuliahan
Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. di hari Selasa tanggal 08 Desember 2015 pukul
11.10 s.d. 12.50 di ruang 305B Gedung lama Pascasarjana. Di awal pertemuan sama
seperti pertemuan sebelumnya Beliau memulai pertemuannya dengan berdoa bersama
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Ilmu pengetahuan terkomposisi oleh ilmu pengetahuan. Perkuliahan
filsafat bukan memberi ilmu, namun bersama-sama membangun ilmu. Seperti komunikasi
yang tergantung dimensi dan konteksnya. Komunikasi itu
termasuk filsafat kontemporer. Sebagai penjelasan bahwa sebenar-benar diriku
adalah bahasaku. Sebenar-benar diriku adalah kata-kataku dan sebenar-sebenar
dunia tidak lain tidak bukan adalah bahasa. Filsafat yang menggunakan bahasa
analog. Dimana penjelasan elegi untuk menjelasakan filsafat elegi dibuatkan
secara berpasangan misalnya elegi menggapai diam disinergikan dengan elegi
menggapai bicara, elegi menggapai normatif disinergikan dengan elegi menggapai
ideal agar Cantraka jalannya tidak miring dan tetap balance atau seimbang.
Selanjutnya Beliau Bapak Prof.
Marsigit memaparkan tabel sistematika ruang dan waktu filosofi Matematika
melalui ikon-ikon mewakili dunia yang ADA dan yang MUNGKIN ADA dari semilyar
pangkat semilyar takterhingga banyaknya dari sebagin kecilnya. Beliau Bapak
Marsigit menjelaskan bahwa tidak sembarang dalam pengisian tabel filosof
tersebut. Sebagai contohnya adalah Prof. Hamington dari Thailand
mempresentasikan Matematika sebagai proses dan produk mengenai yang ada dan mungkin ada. Ruang dan waktu yang dimaksud dalam
pendidikan matematika dalam dunia filsafat adalah bentuk dan substansinya. Bentuk
yang merupakan ikon matematika yang mewakili dunianya sedangkan substansi
merupakan isi dari ikon matematika itu sendiri.
Pada bagian analisis keindahan atau
Estetika sebagai ontology filsafat. Estetika pula bergantung kepada ukuran
pantas atau tidak pantasnya bergantung pada ruang dan waktu serta dimensinya
sebagaimana keindahan yang akan menentukan baik dan buruk Harimau jantan yang
hendak punya anak maka harus membunuh dulu anak perempuannya. Dalam perspektif pemikiran
manusia hal ini bukanlah keindahan namun berdasarkan dunia Harimau itu sendiri
hal ini merupakan keindahan. Oleh karena itu hal ini memberikan gambaran kepada
kita bahwa Estetika itu bergantung kepada ruang dan waktu dimensinya.
Filsafat merupakan penjelasanmu
tentang segala sesuatu yang ADA dan yang MUNGKIN ADA yang bisa dimengerti oleh
orang lain bahkan orang awam sekalipun bahkan kalau perlu dengan penjelasan
yang sesingkat-singkatnya walaupun tanpa menyebutkan filsafat. Selain itui
beberapa tingkatan dimensi haruslah disesuaikan dengan ruang dan waktu dimana
kita berada agar dapat menembus ruang dan waktu dengan cara yang tepat. Seperti
contoh dalam pembelajaran matematika berkaitan dengan beberapa dimensi ruang
dan waktu guru, siswa, kurikulum, metode dan sebagainya.
Berkaitan dengan postingan Beliau
Bapak Prof. Marisgit di dalam Blognya di Powermathematics.blogspot.com mengenai
perputaran alam semesta berdasarkan hasil jepretan kamera dari Kepler yang
dibuat oleh salah satu mahasiswa di luar negeri yang menggambarkan fenomena
perputaran alam semeseta dimana terdapatnya pola keteraturan gerakan tiap-tiap
benda luar angkasa seperti planet, matahari, bumi, bulan di lintasannya
masing-masing tanpa adanya bersinggungan antara satu dengan yang lainnya serta
bergerak sesuai dengan keteraturannya masing-masing.
Adapau pertanyaan dari salah satu
mahasiswa yang bernama Nurafni Retno
Kurniasih yang berbunyi: “Apakah di
luar sana planet selain bumi ada kehidupan juga yang sebagaimana kehidupan di
bumi yang kita tempati ini?”
Adapun jawaban Beliau
Bapak Prof. Marsigit yaitu yang baru saja
Anda sebutkan itu merupakan filsafat yang tataran dimensinya sudah tinggi. Sebagaima
orang awam yang memaknai bahasa analogi sebagai kiasan atau perumpamaan bahkan
pegandaian. Maka dari itu kita sebagai manusia mempunyai tugas manusia untuk
mempelajari firman-firman Tuhan pada tingkat spiritual termasuk mempelajari
terminologi surga dan neraka agar dapat mengerti tentang fenomena yang terjadi.
Sebagaimana pandangan surga itu dingin sedangkan neraka itu panas yang
merupakan terminologi manusia sehingga logika dibagi menjadi misteri yang tidak dapat dipecahkan,
tidak bisa sembarang untuk menerjemahkan dikarenakan hal itu berbahaya. Selanjutnya
ikhtiar dalam fikiran manusia. Fikiran
manusia dapat menemukan dan mengetahui kejadian sekarang dengan kembali pada
referensi ayat-ayatNya dengan terjemah dan menterjemahkan segala sesuatunya. Sebagaimana
teori evolusi jika dianalisis secara logika maka terdapat kontradiksi antara
dua hal yaitu konsisten atau tidak, cocok atau tidak dimana keduanya harus
terpenuhi. Sehingga secanggih apapun teknologi tidak akan mampu membenarkan
teori tersebut dengan penciptaan Nabi Adam dikarenakan ketidakmungkinan
penciptaan manusia yang begitu sempurna dari surga deiterjemahkan oleh Darwin
sebagai monyet. Oleh karena itu hal ini merupakan satu warning atau peringatan bahwa
diperlukan analisis-analisis lebih lanjut atas banyaknya teori yang ada denga
mensinergikan dengan FirmanNya. Keterbatasan manusia dalam olah pikirnya maka
dari itu kembalikanlah kedalam hati sesuatu yang tidak akan mampu diperoleh
jawabannya denga olah pikir.
Wassalamualaikum
wr.wb
0 Response to "Membangun Ilmu Pengetahuan"