Latest News

Masalah-masalah dalam dunia pendidikan




Masalah-masalah dalam dunia pendidikan

Sumber      :Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnowati. Pada  pertemuan ke-2 Pascasarjana Pendidikan Matematika Kelas A di hari selasa tanggal 15 September 2015 pukul 07.30 s.d. 10.00 di ruang PPG 1 lt. 2 Lab Matematika FMIPA UNY.
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah dilakukan usaha-usaha pendidikan. Manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha dari orang yang lebih mampu dalam hal tertentu untuk mempengaruhi orang lain untuk kepentingan kemajuan tersebut. Dari uraian ini jelaslah kiranya bahwa masalah pendidikan adalah tanggung jawab setiap orang dari dulu hingga sekarang dan yang akan datang.[1]
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedogogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[2]
Proses perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu atau pun dari masa ke masa masih di pengaruhi oleh beberapa masalah-masalah. Masalah-masalah pendidikan yang terjadi menjadi objek kajian bagi semua orang yang berperan dalam dunia pendidikan tersebut. Masalah yang terjadi inilah yang menjadi objek kajian bagi kita sebagai pelajar untuk mengkajinya berdasarkan ilmu, teori, pengamatan, obervasi, penelitian sampai kepada solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pengkajian tentang masalah-masalah pendidikan ini khusunya pada mata pelajaran matematika akan dikaji berdasarkan tinjauannya. Tinjauan masalah-masalah ini akan dikaji dari masalah yang dihadapi oleh guru, siswa, kepala sekolah, dinas pendidikan, orangtua, proses pembelajaran serta dari substansi materi pelajaran matematika itu sendiri di sekolah. Berikut pembahasan tentang masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh beberapa pelaku pendidikan berdasarkan hasil analisis diskusi dikelas dari pengalaman-pengalaman masing-masing
A.  Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.[3] Permasalahan-permasalahn yang dihadapi guru dalam mengajar berdasarkan analisis diskusi dikelas berdasarkan pengalaman-pengalaman masing-masing diperolehlah masalah-masalah yaitu sebagai berikut:
1.    Kurikulum, kurikulum merupakan perangkat pembelajaran yang diatur oleh pemerintah yang menjadi acuan para guru dalam mengajar tidak sesuai dengan keadaan guru dan perserta didik yang ada di berbagai daerah sehingga membuat guru dalam mengajar menjadi kaku.
2.    Kompetensi guru, kompetensi atau kemampuan guru yang kurang memadai menyebabkan kurangnya kinerja guru dalam proses pengajaran kelas.
3.    Ekonomi, permasalahan ekonomi yang mengharuskan guru bekerja bukan karena panggilan hati nuraninya sehingga menyebabkan guru tidak mengajar secara profesional tetapi hanya karena kebutuhan ekonominya yang ingin dipenuhi.
4.    Variasi metode, kurang bervariasinya metode yang diterapkan oleh guru menyebabkan proses pembelajaran di kelas menjadi monoton dan kurang menarik.
5.    Motivasi, kurangnya motivasi yang dimiliki oleh guru menyebabkan guru dalam mengajar tidak 100% semangat dalam mengajar hal ini biasaya disebabkan karena pekerjaan tersebut kurang diminatinya.
6.    Pelatihan guru, kurangnya pelatihan yang bagi guru-guru terutama di daerah pedesaan atau pelosok menyebabkan guru tidak up to date dalam proses mengajarnya.
7.    Sertifikasi guru, adanya tunjangan sertifikasi yang diberikan kepada guru-guru yang memiliki jam pelajaran yang tertentu utuk memperoleh tunjangan tersebut menyebabkan guru hanya memenuhi syarat yang harus dipenuhi itu tapi kurang meningkatkan kinerja mengajarnya.
8.    Target materi, kebanyakan guru hanya mengejar target materi yang menjadi rancangannya namun tidak memperhatikan pendalaman konsep yang diajarkannya bahkan penguasaan siswa akan materi itu kurang diperharhatikan.
9.    RPP merepotkan, bagi sebagian guru menganggap RPP itu merepotkan karena bagaimana pun tidak akan sesuai dengan pelaksanaannya.
10.     Manajemen waktu, kurangya keampuan guru dalam memanajemen waktu dalam proses mengajar membuat guru akan ketinggalan beberapa pokok-pokok materi yang harus dijelaskan dalam setiap pertemuannya sehingga proses mengajar kurang efisien.
11.     Karakteristik siswa yang bervariasi, karakteristik siswa yang bevariasi menyebabkan guru sulit dalam pemilihan metode mengajar yang sesuai.
12.     Kegiatan non akademik, kegiatan non akademik di sekolah menyebabkan guru berperan ganda di sekolah atau proses belajar mengajar guru di kelas menjadi terganggu.
13.     Quota siswa, kurangnya kelas dan banyaknya siswa menyebabkan siswa tiap kelas melebihi kouta normal sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang kondusif.
14.     Alat peraga, kurang tersedianya alat peraga atau fasilitas yang dibutuhkan oleh guru sehingga menyebabkan guru tidak merasa maksimal dalam mengajar.
15.     Penguasaan kelas, kurangnya kemapuan teknik penguasan kelas oleh guru menyebabkan informasi yang sisampaikan oleh guru tidak sepenuhnya diterima oleh semua siswa.
16.     Porsi jam mengajar, porsi jam mengajar yang padat dan materi yang banyak menyebabkan guru tidak kondusif dalam mengajar.
17.     Ketidaksiapan siswa, kurang siapnya siswa dalam menerima materi pelajaran menyebabkan guru kesulitan dalam mengajar di kelas karena siswa yang kurang siap dapat mengganggu proses pembelajaran.
18.     Sumber belajar, belum tersedianya sumber belajar yang memadai yang dibutuhkan oleh guru sehingga kebutuhan guru dalam mengajar kurang terpenuhi.
B.  Siswa
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Namun dalam proses belajar-mengajar siswa pun tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang daihadapi siswa yaitu sebagai berikut:
1.    Genetik, faktor genetik turunan orangtua menyebabkan perbedaan daya tangkap yang dimiliki siswa.
2.    Mindset, mindset yang telah tertanam bagi siswa bahwa matematika itu sulit menghambatnya untuk belajar tentang matematika.
3.    Motivasi, kurangnya motivasi menyebabkan siswa tidak percaya diri dalam belajar matematika serta mengkonsepkan dirinya tidak mampu dalam matematika sehingga memunculkan rasa takut dan mengaggap matematika itu sulit sebelum mencoba untuk mempelajarinya secara utuh.
4.    Pola asuh, pola asuh yang diterima siswa dari orangtua, guru sarta lingkungan mempengaruhi siswa dalam pembelajarannya. Jika yang diterima positif maka berhasillah siswa tersebut namun jika yang diterima negatif maka terhambatlah siswa terbut dalam belajar.
5.    Kebutuhan siswa, kebutuhan siswa biasanya tidak sesuai dengan cara guru menyampaikan materi, metode yang digunakan guru serta fasilitas yang dibutuhkannya.
6.    Ikhlas, kurangnya atau belum ikhlasnya siswa untuk membiasakan diri mempelajari matematika.
7.    Cita-cita, cita-cita atau target siswa yang tidak menuntut untuk mempelajari matematika menyebabkan siswa acuh untuk mempelajarinya.
8.    Kondisi fisik, kondisi fisik atau kesehatan yang tidak prima membuat siswa tidak fokus dalam belajar matematika.
9.    Jadwal belajar, jadwal belajar matematika di sekolah yang biasanya menempatkan mata pelajaran matematika bukan di awal pembelajaran membuat siswa kurang fokus  dalam belajarnya.
C.  Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin sebuah sekolah. keberhasilan sebuah sekolah sangat tergantng pada siapa kepala sekolahnya. Masalah-masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai kepala sekolah yaitu sebagai berikut:
1.    Memonitori kinerja, kepala sekolah biasanya kurang memonitori kinerja yang menjadi tanggung jawabnya karena beberapa kepala sekolah biasanya mempunyai jadwal yang pada sehingga dalam berbagai kasus lalai dalam tugasnya.
2.    Kemampuan bersosialisasi, kurangnya kemampuan bersosialisasi dengan baik menyebabkan kepala sekolah tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi yang tidak dilihatnya.
3.    Kemampuan IT, kurangnya kemampuan IT yang dimiliki oleh kapala sekolah membuatnya tidak up to date akan informasi yang ada.
4.    Rekruitmen kepala sekolah, rekruitmen kepala sekolah bukan berdasarkan kamampuan tapi kedekatan emosional kepada penguasa.
5.    Paltihan, kurangnya pelatihan yang diikuti oleh beberapa kepala sekolah membuatnya tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.
6.    Ekonomi dan status soial, niat kepala sekolah untuk menjadi kepala sekolah bukan karena untuk berperan dalam peningkatan mutu pendidikan tapi melainkan karena kebutuhan ekonomi serta status kepala sekolah yang dianggap lebih baik.
7.    Pengolahan dana, pengolahan dana yang diberikan kepada kepala sekolah biasanya tidak sesuia dengan apa yang telah di rencanakan atau kebutuhan sekolah tersebut.
D.  Dinas pendidikan
Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan dasar, menengah umum, menengah kejuruan, pendidikan non formal serta pembinaan pemuda dan olahraga, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan sebagai urusan pemerintahan daerah dibidang pendidikan dasar, menengah umum dan kejuruan, pemuda dan olah raga berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.[4] Namun dalam pelaksanaan tugasnya, kepala dinas punya masalah-masalah yang dihadapi. Masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh dinas pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.    Pelatihan yang belum merata, pelatihan yang belum merata yang dilakukan oleh dinas pendidikan menyebabkan instansi-instansi pendidikan seperti sekolah pelatihannya tidak menyeluruh.
2.    Kurang monitoring, kurangnya monitoring secara maksimal oleh dinas pendidikan sehingga kebanyakan beberapa karyawan yang bekerja dalam dinas pendidikan itu hanya sekedar melaksanakan tugas sebagai kewajiban bukan yang sebenar-benarnya.
3.    Dana pendidikan, dana yang tersalurkan dari dinas pendidikan biasanya kurang menyeluruh dan tidak sepenuhnya diterima kepada yang berhak.
4.    Administrasi, pelayanan administrasi yang masih belum maksimal serta bertele-tele mempersulit beberapa guru dalam kepengurusan berkas.
5.    Pengawasan di sekolah, pengawasan yang di sekolah masih kurang rutin dilaksanakan oleh dinas pendidikan.
E.  Orangtua
Orangtua merupakan sumber pendidikan yang pertama dan utama yang diterima oleh siswa sebelum masuk ke jenjang sekolah. Pendidikan yang diterima oleh anak di lingkungan keluarga dan orangtuanya juga masih terdapat masalah-masalah. Masalah-masalah yang dihadapi oleh orangtua dalam pelaksanaannya atau perannya dalam pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.    Biaya pendidikan, biaya pendidikan yang terus-menerus bertambah menjadi penghambat bagi para orangtua untuk menyekolahkan anaknya atau bahkan tidak bersekolah.
2.    Fasilitas, kurangnya fasilitas yang disediakan oleh orangtua dalam pembelajaran anaknya.
3.    Wawasan ilmu, kurangnya wawasan ilmu yang dimiliki oleh orangtua menyebabkan siswa tidak punya wadah di rumah untuk bertanya terkhususnya untuk belajar matematika itu sendiri,
4.    Pekerjaan, pekerjaan orangtua yang biasanya terlalu padat sehingga lalai akan anaknya yang membutuhkan perhatian dan bimbingan.
5.    Tuntutan, bagi orangtua yang idealis basanya menuntut anaknya untuk ideal pula dan menuntut anaknya untuk berprestasi tanpa adanya dukungan ataupun pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya kemampuan anaknya.
6.    Keteladanan, kurangya sosok yang teladan yang dapat dicontohkan oleh anak menyebabkan anak krisis tokoh sehingga anak biasanya terjebak pada lubang yang sama dengan orangtuanya.
7.    Pola asuh, pola asuh yang otoriter ataupun permisif yang diterapkan oleh orangtua menyebabkan anaknya tertekan dan hanya sebatas mengikuti apa yang diinginkan orangtua.
F.   Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan bagaimana jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru terutama disekolah. Proses pembelajaran yang ada di sekolah tidak pula terlepas dari berbagai masalah-masalah. Masalah-masalah yang sering dijumpai terkait dengan proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1.    Monoton pada pembelajaran langsung, biasanya beberapa guru hanya menerapkan pembelajaran langsung dalam mengajarnya sehingga tidak ada variasi dan kurang menarik.
2.     Apersepsi, bagian apersepi biasanya kurang diperhatikan dalam proses pembelajaran hanya sebatas fokus kepada materi yang akan sampaikan.
3.    Media, proses pembelajaran di kelas belum didukung oleh media dan perangkat yang cukup.
4.    Evaluasi, setelah proses pembelajaran selesai guru biasanya tidak mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Apakah telah sesuai dengan keadaan atau bahkan kebutuhan siswa.
G. Mata pelajaran matematika
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sebagian siswa atau bahkan hampir keseluruhan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan-kesulitan inilah yang menjadi masalah-masalah dalam belajar matematika itu sendiri. Masalah-masalah dalam mempelajari matematika di sekolah diantaranya sebgai berikut:



1.    Substansi materi, jika dibandingkan dengan luar negeri materi yang menjadi standar substansi materi mata pelajaran di Indonesia sangat berbeda. Substansti materi mateatika di Indonesia terlalu banyak dan dapat tapi kurang mendalam hanya sebatas teori.



2.    Matematika simbolik, pemahaman tentang matematika hanya sekedar lambang-lambang yang di tulis di kertas semata belum mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan yang nyata.



3.    Soal-soal, soal-soal matematika yang banyak melibatkan rumus serta berfikir secara serius membuat siswa enggan mempelajarinya.



4.    Konsep, konsep dari setiap materi-materi dalam pelajaran matematika itu sendiri belum dipahami su=eutuhnya oleh siswa manfaatnya dalam kehiduap sehari-hari.





[1]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ed. V (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) , h.1.
[2]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, edisi revisi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 1.
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Guru
[4] http://www.cianjurkab.go.id/Daftar_Dinas_Nomor_5.html

0 Response to "Masalah-masalah dalam dunia pendidikan"