Latest News

Abba Tamareng Dan Nene’ Mule



Abba Tamareng Dan Nene’ Mule

H. Tamareng dan Hj. Mulehang

Sampai sudah di penghujung hayatmu Abba dan enne yang kucintai. Abba yang semasa hidupnya sangat rajin dan tekun telah mengembuskan nafas terakhirnya di kala aku bernajak di sekolah dasar kelas 4. Mungkin tidak begitu lama ku mengenal Beliau, terlebih lagi diriku masih berada di masa anak-anak yang kebanyakan main kesana kemari. Terlebih lagi Beliau yang telah lanjut usia dan telah pikun. 

Walaupun hanya sedikit memori yang tersimpan dalam benakku tentang Beliau, aku tetap akan menceritakannya. Masih sangat teringat jelas di pikiranku ketika Abba yang Sholatnya tidak jelas arahnya kadang menghadap kiblat, membelakangi kiblat, menghadap utara dan sebagainya. Kadang pula ketika habis makan lupa bahwa Beliau sudah makan dan meminta makan lagi. Tetapi dibalik kepikunan Beliu tetaplah masihmenjadi sosok yang sangat Rajin dan tekun, sampai akhir hayat tak ada sore yang terlewatkan untuk mebersihkan pelarangan dekat rumah. Terlebih lagi pekarangan rumah yang dikelilingi berbagai macam pepohonan. Mulai dari mangga, kelapa, pisang, nangka, jambu, coklat, belimbing, dan sebagainya. Tentunya diperlukan ketekunan setiap hari untuk menyapu pekarangan yang begitu luasnya. Inilah yang dikerjakan oleh Abba semasa tuanya tetap rajin dan rajin membersihkan halaman walau usianya telah renta. 

Enne Mule yang merupakan sosok yang penyabar dan sangat-sangat setia mendampingi Abba walau telah memasuki usia Renta. Enne Mule yang merupakan guru mengaji di kampung kami di kelurahan pancaitana yang mengajarkan agama pula pada anak didik yang tidaklah banyak. Hanya beranggotakan anak-anak dari tetangga yang orangtuanya pada sibuk dengan profesinya. Enne Mule yang sangat saya kagumi dimana sampai akhir hayat Beliau tidak mengalami kepikungan. Sampai akhir hayatnya Beliau tidak menderita penyakit yang di derita orangtua seumurannya bahkan yang lebih muda dari Beliau. Enne mule tidak pernah pikun, penglihatannya jelas, membacanya jelas, tidak menderita sakti lutut atau sebagainya. Tetap kuat berjalan sampai ke pasar dan mesjid tanpa ada keluhan. Sungguh sosok nenek yang Luar Biasa. Tak ada hari yang terlewatkan tanpa adanya Dzikkir harian 1000x, tak ada hari terlewatkan tanpa dhuha dan Tahajjud, setiap senin dan kamis berpuasa Sunnah serta menyempatkan diri berjamaah di mesjid. Mungkin kebiasaan inilah yang membuat Beliau sampai akhir hayatnya tetap sehat dan tak pikun.  Beliau adalah inspiriasi Spiritualisme dalam keluarga kami. Beliau adalah sosok teladan yang wajib di contoh oleh anak cucunya. Saya pun belajar rutinitas berpuasa sunnah karena sejak kecil tidur bersama Beliau. Semoga amal ibadahnya sanantiasa di terima, Amin ya Rabbal Alamin.

0 Response to "Abba Tamareng Dan Nene’ Mule"