Variabel Penelitian
Sumber :Perkuliahan
Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnowati. Pada pertemuan ke-6 Pascasarjana Pendidikan
Matematika Kelas A di hari selasa tanggal 13 Oktober 2015 pukul 07.30 s.d.
10.00 di ruang PPG 1 lt. 2 Lab Matematika FMIPA UNY.
A. Pengertian
Secara teoritis
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain. Sedangkan dalam pengertian lain disebutkan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.[1]
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel adalah suatu
atribut seseorang atau objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Contoh variabel seperti prestasi belajar siswa, tinggi badan,
berat badan, sikap, motivasi, disiplin, berat, ukuran, bentuk.
B. Macam-macam variabel penelitian
Adapun macam-macam variabel penelitian dalam
pendidikan adalah sebagai berikut:
1.
Variabel bebas (independent
variable)
Variabel bebas disebut
juga variabel independent, stimulus, input, prediktor, antecedence. Variabel
ini dapat didefinisikan sebagai sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau
faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi variabel yang lain.
Tanpa variabel ini, variabel yang lain tidak akan ada.[2]
Dengan kata lain, variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).[3] Jika peneliti
menetapkan varibel penelitian dengan simbol X dan Y misalnya pengaruh X terhadap
Y maka simbol X inilah yang menjadi variabel bebasnya.
2.
Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.[4]
Variabel ini disebut juga variabel tergantung, respon atau output. Variabel
terikat merupakan gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang
adanya di tentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel lain. Tanpa adanya
variabel lain maka varibel ini tidak akan ada. [5]
Jika peneliti menetapkan varibel penelitian dengan simbol X dan Y misalnya
pengaruh X terhadap Y maka simbol Y inilah yang menjadi variabel terikatnya.
3.
Variabel Moderator
Istilah variabel
moderator menunjukkan tipe khusus dari variabel independent. Variabel moderator
didefinisikan sebagai faktor yang terukur, dapat di manipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menemukan apakah varibel tersebut merubah hubungan antara
variabel independet dengan fenomena yang diamati.[6].
Misalnya peneliti meneliti pengaruh X terhadap Y tetapi faktanya ada faktor
lain yang mempengaruhi pula dan biasanya faktor ini dilambangkan dengan Z.
4.
Variabel kontrol
Variabel
kontrol adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya,
yang harus dikendalikan agar tidak mempengaruhi atau dapat merubah variabel
bebas, yang akan berakibat terjadinya perubahan pada variabel terikat.[7]
Variabel ini merupakan kendali seorang peneliti dalam penelitiannya. Misalnya
peneliti ingn meneliti “Pengaruh metode
pembelajaran diskusi terhadap prestasi belajar” maka metode diskusi
tersebutlah yang menjadi kontrol peneliti yang menjadi olahannya sehingga diperoleh
hasil nilai dari variabel independen tersebut.
5. Vaiabel antara (intervening)
Variabel intervening adalah sjumlah gejala dengan
berbagai unsur atau faktor yang di dalamnya tidak perlu dikontrol, karena
diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas. Variabel intervening adalah
variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi hubungan antara variabel tapi
bentuk pengaruhnya secara tidak langusung serta tidak dapat diamati atau di
ukur.[8]
Misalnya peneliti meneliti “Pengaruh kemapuan awal (x) terhadap prestasi (y)
maka dapat maka selain dari kedua variabel tersebut yang menjadi fokus
perhatian ada pula variabel lain sepeti jenis kelamin, cuaca, kondisi fisik dan
sebagainya.
C. Tata hubungan antar variabel
Tata hubungan antar
variabel merupakan skema alur pola pikir penelitian berdasarkan judul dan
rumusan masalah serta rumusan hipotesis yang menjadi fokus penelitian. Beberapa
macam tata hubung antar variabel dapat disajilan dengan model sebagai berikut:
Tabel
I
Tata hubungan antar variabel
No.
|
Jenis Analisis
|
Skema
|
1.
|
Regresi
|
|
2.
|
Korelasi
|
|
3.
|
Jalur (Multivariate)
|
|
4.
|
Structural
Equation Modeling (SEM)
|
|
5.
|
Partial Least Square (PLS)
|
|
D. Pengkajian Variabel
Pengkajian variabel bertujuan untuk menguatkan
definisi terkait sebagai pedoman untuk menyusun indikator. Indikator dapat
didasari oleh sebuah teori bisa juga dari gabungan beberapa teori.
Teori-teorinya bisa berupa cir-ciri, karakteristik, dan sebagainya. indikator
yang telah disusun selanjutnya sebagai dasar untuk bahan kisi-kisi instrumen
kemudian membuat soal instrumen. Misalnya variabel penelitian yang kita kaji
itu adalah HOTS dan Kemapuan Berpikir maka penyusunan dapat dibuat sebagai
tabel seperti berikut:
Tabel II
Penyusunan instrumen
No.
|
Variabel
|
Indikator
|
Sumber data
|
Instrumen
|
1.
|
HOTS
|
1. Membandingkan
2. Hubungan sebab-akibat
3. Memberi alasan (justifying)
4. Meringkas
5. Menyimpulkan
6. Berpendapat (inferring)
7. Mengelompokkan
8. Menciptakan
9. Menerapkan
10. Analisis
11. Sintesis
12. Evaluasi [9]
|
Siswa
|
Tes uraian
|
2.
|
Kemampuan Berpikir Kritis
|
1. Menganalisis
2. Mesintesis
3. Memecahkan masalah
4. Menyimpulkan
5. Menilai [10]
|
Siswa
|
TES
|
Daftar Pustaka
Devi, Poppy Kamalia
Pengembangan soal “Highter Order
Thingking Skill” dalam Pembelajaran IPA SMP/MTS”. Diakses tanggal 14
Oktober 2015, dari http://www.academia.edu/8337926/Pengembangan_Soal_HOTS_IPA_PENGEMBANGAN_SOAL_HIGHER_ORDER_THINKING_SKILL_DALAM_PEMBELAJARAN_IPA_SMP_MTs.
Desti Haryani (2012). Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui
Pembelajaran Matematika. Prosiding, 167-168. Diakses tanggal 14 Oktober 2015, dari http://eprints.uny.ac.id/7512/1/P%20-%2017.pdf.
Sugiono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Wagiran (2013). Metodologi
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
[2]Wagiran, metodologi penelitian pendidikan, deepublish (Cet. III; Yogyakarta:
Deepublish, 2013),
h. 220.
[3]Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan , h. 61
[4]Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 61
[9]Poppy Kamalia Devi. Pengembangan soal
“Highter Order Thingking Skill” dalamPembelajaran IPA SMP/MTS
[10]Desti Handayani (2012). Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui
Pembelajaran Matematika. Prosiding, 167-168.
Keren banget.
BalasHapusmakasih....hehe baru belajar :-)
HapusAkan sangat baik jika ditambah dengan proses perumusan indikator.
BalasHapusTerima Kasih sarannya mas Janu Arlinwibowo... :-)
Hapus